Halaman

Kamis, 18 Agustus 2011

TERNAK CACING


Dalam bidang pertanian, cacing menghancurkan bahan organik sehingga memperbaiki aerasi dan struktur tanah. Akibatnya lahan menjadi subur dan penyerapan nutrisi oleh tanaman menjadi baik. Keberadaan cacing tanah akan meningkatkan populasi mikroba yang menguntungkan tanaman. Selain itu juga cacing tanah dapat digunakan sebagai:
  1. Bahan Pakan Ternak
    Berkat kandungan protein, lemak dan mineralnya yang tinggi, cacing tanah dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak seperti unggas, ikan, udang dan kodok.


  2. Bahan Baku Obat dan bahan ramuan untuk penyembuhan penyakit.
    Secara tradisional cacing tanah dipercaya dapat meredakan demam, menurunkan tekanan darah, menyembuhkan bronchitis, reumatik sendi, sakit gigi dan tipus.


  3. Bahan Baku Kosmetik
    Cacing dapat diolah untuk digunakan sebagai pelembab kulit dan bahan baku pembuatan lipstik



  4. Makanan Manusia
    Cacing merupakan sumber protein yang berpotensi untuk dimasukkan sebagai bahan makanan manusia seperti halnya daging sapi atau Ayam.



Jenis cacing tanah yang diternak antara lain :
• Lumbricus Rubellus
• Eisenia Feotida/Cacaing Harimau
• Cacing Perionix/Cacing Biru
• Cacing Afrika


Namun yang paling banyak dilakukan oleh peternak cacing adalah menernakan cacing jenis Lumbricus Rubellus, karena perkembangannya paling cepat. Jinis ini termasuk yang paling mudah perawatannya dan tidak gampamg stress jika kebanyakan air, panas maupun cahaya.


Persiapan Kandang

Cacing tanah bias hidup pada suhu udara 19 derajat celcius dan bias diternakan di semua daerah dengan kelembaban dengan optimal untuk pertumbuhan dan perkemabangbiakan cacing tanah antara 15-30%.

Hal pertama yang harus dilakukan dalam ternak cacing adalah pembuatan kandang dari bahan bamboo, rumbia, papan bekas, ijuk dan genteng tanah liat. Kandang cacing ukuran 150 x 40 x 50 cm yang didalamnya dibuat rak-rak bertingkat, berupa rak kayu atau rak plastic sebagai media ternak cacing. Bangunan kandang dapat pula tanpa dinding (bangunan terbuka), Model rak yang digunakan antara lain : rak dari bak plastic, kotak bertumpuk, rak pancing bertingkat atau rak pancing berjajar (rak pancing adalah rak yang berbahan terpal yang disusun bertingkat atau berjajar).


Pemilihan Indukan Cacing

Pilih indukan cacing untuk bibit berumur ±2-3 bulan dengan ciri indukan yang sehat antara lain cacing dewasa yang sudah memiliki gelang (klitelum) pada tubuh bagian depan, tidak bau dan kelihatan segar. Masukkan bibit kedalam media tumbuh cacing berupa kotoran ternak sapi yang sudah diendapkan ±2 minggu.

Kotoran sapi sangat bagus untuk pertumbuhan berat badan dan perkembangbiakan cacing Lumbricus Rubellus. “Masukan 1 kg cacing pada satu bak dari bahan kotak kayu atau wadah yang terbuat dari plastic maupun terpal dicampur 1 kg serbuk gergaji yang telah direndam dalam air untuk menghilangkan getah dan bau bibit cacing serta 3 kg kotoran sapi yang sudah diendapkan atau sudah menghitam.

Pakan diberikan setiap hari berupa ampas tahu atau ampas aren, kotoran sapi yang masih dalam kondisi segar atau masih berwarna hijau, kompos dari sampah pasar dan sampah organic rumah tangga. Perbandingan antara pakan, dan media (kotoran sapi diendapkan ) 1:3.

Dalam jangka waktu dua minggu cacing tersebut akan bertelur. Selanjutnya 7-10 hari masing-masing cacing menghasilkan 1 buah kotoran, kotoran berbentuk lonjong dan berukuran sekitar 1/3 besar kepala korek api. Kokon ini diletakan di tempat yang lembab. Dalam waktu 14-21 hari kokon akan menetas. Setiap kokon mengandung 2-20 telur tetapi yang dapat hidup rata-rata sekitar 4 ekor. Telur yang matang akan terlihat kekuningan, dan sebaiknya dipisahkan antara cacing induk dengan telurnya.

Pemisahan dapat dilakukan dengan menggunakan alat penerangan karena cacing sangat sensitive terhadap cahaya, sehingga cacing akan berkumpul di bagian atas media. Kemudian kita tinggal memisahkan cacing dengan medianya. Selain itu untuk proses yang lebih ekonomis dengan cara membalikan media lalu angkat indukan cacing dan dipindahkan ke media baru untuk diternakan lagi.

Untuk telur cacing yang tertinggal di media diberi pakan lagi hingga telur menetas. Setelah 1 bulan telur tersebut akan menetas menjdai anak cacing, kemudian setelah 2 minggu pisahkan anak cacing tersebut ke media baru. Media bekas anak cacing tersebut bisa dibuat menjadi pupuk kascing. Jadi selama ± 3 bulan akan dihasilkan 4 kg cacing siap jual dari 1 kg indukan. Lakukan penggantian media dalam jangka waktu 2 minggu selama masa pemeliharaan karena hal tersebut sangat penting untuk meningkatkan produktivitasnya. Masa produktivitas indukan cacing paling lama 40 hari dengan fase bertelur 2 sampai 3 kali, terhitung setelah dewasa (siap bertelur), atau usia sekitar 2 bulan.


Hama Penyakit

Keberhasilan beternak cacing tanah tidak terlepas dari pengendalian terhadap hama dan musuh cacing tanah, Beberapa hama dan musuh cacing tanah antara lain semut, kumbang, burung, kelabang, lipan, lalat, tikus, katak, tupai, ayam, itik, ular, angsa, lintah, kutu, dan lain-lain. Musuh yang juga ditakuti adalah semut merah yang memakan pakan cacing tanah yang mengandung karbohidrat dan lemak, yang diperlukan untuk penggemukan cacing tanah. Pencegahan serangan semut merah dilakukan dengan cara di sekitar media diberi air cukup atau dilumuri oli dan minyak di bagian kaki-kaki rak dan pada media cacing.


Panen

Tampung cacing yang sudah berumur 3 bulan dikotak/wadah kayu/plastic yang berisi media (seperti campuran media pemeliharaan tetapi kapasitasnya lebih sedikit). Cacing terlebih dahulu didiamkan di penampuangan selama minimal 2 hari, kemudian cacing hidup di-pack sesuai standar dan siap untuk dikirimkan. Packaging yang digunakan berupa kotak/wadah yang terbuat dari kayu atau plastic yang diberi sekat dan lubang atau keranjang berlubang yang terbuat dari plastic sehingga cacing dapat tahan selama 5 hari perjalanan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar